Senin, 10 Agustus 2015

Revolusi Mental Bukan Ucapan Semata Tapi Harus Berbuat Nyata

 
Revolusi mental di lingkungan tugas Polri jangan hanya asal diucapkan tapi harus berbuat dan bertindak sebagai salah satu implementasi nyata. Contoh kongkrit, ketika menjadi pejabat Polri/Polres tidak perlu dilayani berlebihan, seperti harus dibukakan pintu mobil dan diberi hormat.
“Sopir tidak perlu menghormat-hormati kita. Sudah pasti sopir dan ajudan itu menghormati kita. Sopir itu tugasnya adalah membawa mobil, jadi dia harus ada di atas mobil. Tidak usah horma atau buka tutup pintu mobil,” kata Waka Polda Papua Brigjen Pol.  Rudol F.Albert  Roja saat tatap muka bersama perwira Polres, Anggota Polres dan anggota Subden Brimob Merauke di Aula Polres Merauke,  Kamis (6/8/2015).
Penyampaian ini menurut Waka Polda, hendak mengajarkan agar pemimpin harus berempati dengan stafnya terutama ajudan dan sopir. Demikian pula perilaku Polri selanjutnya kepada masyarakat luas, seperti dalam program Nawa Cita dari Presiden RI Jokowi. Satu diantaranya adalah kehadiran Polri di tengah masyarakat untuk melayani masyarakat bukan dilayani.
“Banyak dari kita mungkin yang agak berat, tidak menunjukan performer dan banyak yang tidak menunjukan perilaku untuk melayani masyarakat. Pada hal dalam tugas pokok kita, salah satunya adalaah melayani.”
Kesempatan ini Waka Polda meminta kepada anggota yang bertugas di wilayah hukum Polres Merauke maupun Mappi agar bisa memulainya untuk berubah mindset.  Tidak boleh ada lagi sikap ekstrim ketika menjalankan tugas terutama menghadapi masyarakat.
Selanjutnya, sebagai anggota Polri harus siap mensukseskan semua program dinas dari presiden yang diturunkan ke Mabes Polri, Polda dan daerah segingga terjadi kesinambungan.(Get)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar