Revolusi Mental Bukan Ucapan Semata Tapi Harus Berbuat Nyata
Revolusi mental di lingkungan tugas
Polri jangan hanya asal diucapkan tapi harus berbuat dan bertindak
sebagai salah satu implementasi nyata. Contoh kongkrit, ketika menjadi
pejabat Polri/Polres tidak perlu dilayani berlebihan, seperti harus
dibukakan pintu mobil dan diberi hormat.
“Sopir tidak perlu menghormat-hormati
kita. Sudah pasti sopir dan ajudan itu menghormati kita. Sopir itu
tugasnya adalah membawa mobil, jadi dia harus ada di atas mobil. Tidak
usah horma atau buka tutup pintu mobil,” kata Waka Polda Papua Brigjen
Pol. Rudol F.Albert Roja saat tatap muka bersama perwira Polres,
Anggota Polres dan anggota Subden Brimob Merauke di Aula Polres
Merauke, Kamis (6/8/2015).
Penyampaian ini menurut Waka Polda,
hendak mengajarkan agar pemimpin harus berempati dengan stafnya terutama
ajudan dan sopir. Demikian pula perilaku Polri selanjutnya kepada
masyarakat luas, seperti dalam program Nawa Cita dari Presiden RI
Jokowi. Satu diantaranya adalah kehadiran Polri di tengah masyarakat
untuk melayani masyarakat bukan dilayani.
“Banyak dari kita mungkin yang agak
berat, tidak menunjukan performer dan banyak yang tidak menunjukan
perilaku untuk melayani masyarakat. Pada hal dalam tugas pokok kita,
salah satunya adalaah melayani.”
Kesempatan ini Waka Polda meminta kepada
anggota yang bertugas di wilayah hukum Polres Merauke maupun Mappi agar
bisa memulainya untuk berubah mindset. Tidak boleh ada lagi sikap
ekstrim ketika menjalankan tugas terutama menghadapi masyarakat.
Selanjutnya, sebagai anggota Polri harus
siap mensukseskan semua program dinas dari presiden yang diturunkan ke
Mabes Polri, Polda dan daerah segingga terjadi kesinambungan.(Get)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar