Abrasi Pantai di Merauke Capai 200 Ribu Hektar
MERAUKE – Luas abrasi pantai di wilayah
Kabupaten Merauke mencapai 200 ribu hektar dalam kurun beberapa tahun
terakhir. Abrasi pantai terjadi akibat aktivitas manusia yang merusak
lingkungan pesisir. Seperti penebangan pohon dan penggalian pasir di
wilayah pesisir pantai.
Demikian disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sonny Bataubun,
baru-baru ini. “Perilaku manusia yang merusak lingkungan pesisir adalah
penyebab utama terjadinya abrasi. Kalau kita hitung-hitung abrasi pantai
yang terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Merauke setiap tahun mencapai
kurang lebih 200 ribu hektar. Angka itu tentu sangat memprihatinkan.
Kita kalau tidak kendali dari sejak dini, maka akan berpotensi terjadi
bencana alam,” katanya.
Menurut Sonny, erosi air laut beberapa tahun terakhir terus terjadi
di wilayah pesisir pantai. Hal itu mengakibatkan semakin mendekat jarak
antara bibir pantai dengan pemukiman penduduk. “Dulu tahun 1980 an jarak
antara perumahan warga dengan pantai jauh. Tetapi sekarang, pesisir
pantai menjadi sangat dekat dengan perumahan warga itu,” tuturnya.
Tidak hanya itu, kata dia, flora dan fauna yang berada di eksistem
hutan pesisir pun ikut bermigrasi, akibat perusakan hutan yang merupakan
habitat dari berbagai ekosistem makluk hidup itu.
Kata dia, pemerintah sudah menerbitkan beberapa regulasi terkait
pelestarian hutan di wilayah pesisir pantai. Hanya saja aturan itu belum
sepenuhnya diterapkan kepada masyarakat, yang melakukan aktifitas tidak
ramah lingkungan di wilayah pesisir.
Dia mengharapkan, semua instansi terkait secara bersama mencari
solusi terbaik dalam menertibkan aktivitas manusia yang merusak hutan di
wilayah pesisir. “Saya harap kita semua bisa memberikan penyadaran
kepada orang-orang yang sering merusak hutan di pesisir pantai. Supaya
abrasi pantai yang terjadi dalam luasan yang besar itu bisa dikurangi,
sehingga tidak terjadi bencana alam di kemudian hari,” pintanya. (moe/aj/lo1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar