MERAUKE – Dua Pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati Merauke 2016-2021, Frederikus Gebze - Sularso, dan Romanus
Mbaraka - Sugiyanto, mengikuti debat kandidat atau debat publik yang
diselenggarakan KPU Kabupaten Merauke di aula Swissbel Hotel Merauke,
Senin (14/9) pukul 18.30 Wit.
Debat kandidat Cabup dan Cawabup dikemas dalam lima sesi, yang mana
didahului dengan penyampaian materi seputar visi-misi, program dan
kegiatan pembangunan lima tahun ke depan. Selanjutnya sesi adu argument
dan diakhiri dengan closing statement. Materi debat dinarasikan oleh
Judit Sulo Sampe, SE, M.Si.
Debat kandidat yang digelar KPU sebagai salah satu tahapan dalam
Pilkada. Pada debat pertama ini, tema yang diangkat adalah ‘Mewujudkan
Kepemimpinan Daerah yang Berintegritas, Bersih dan Demokratis Dalam
Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Merauke.’
Paslon nomor urut 1 dan nomor urut 2, masing-masing mengunjukkan
kemampuan mereka terkait rencana program pembangunan selama lima tahun
ke depan.
Frederikus Gebze - Sularso, menyatakan jika terpilih kelak akan
menjadikan Kabupaten Merauke sebagai daerah yang damai, sejuk dan
menjanjikan. Membangun Kabupaten Merauke berlandaskan empat pilar
pembangunan.
“NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, Budaya dan
kearifan lokal merupakan cahaya menuju jalan membangun Kabupaten
Merauke,” terang Cabup Frederikus Gebze.
Beberapa poin yang juga disampaikan, antara lain soal pembangunan
budaya Marind, pembangunan pangan berbasis kearifan lokal, perubahan
mentalitas, moralitas dan kapabilitas aparatur pemerintah dan
masyarakat.
Pasangan Frederikus Gebze – Sularso menyatakan diri siap menjadi
pelayan masyarakat, dengan gaya kepemimpinan yang sederhana. “Sagu,
kelapa, pisang dan segala macam merupakan identitas kita. Kenapa kita
tidak mempertahankan identitas itu. Lumbung pangan kita akan menjadi
sebuah jalan. Tetapi orang Papua tetap pada jalannya. Pembangunan perlu
ada perubahan yang berarti. Penataan kelembagaan, ekonomi, pembangunan
dari kampung ke kota akan dibuktikan dan budaya menjadi identitas,”
tandasnya.
Sementara Romanus Mbaraka - Sugiyanto, menegaskan akan melanjutkan
program pembangunan Kabupaten Merauke yang dicanangkan dan telah
dilaksanakan. Program yang dimaksud, Merauke Cerdas, Merauke Sehat,
Merauke Sejahtera dan Merauke Gerbang Andalan Pangan.
“Akan ada kebijakan khusus selama lima tahun ke depan. Khusus untuk
orang asli Papua. Mereka punya potensi yang begitu besar. Tapi potensi
itu belum menjadi potensi yang produktif,” terang Romanus Mbaraka.
Beberapa kebijakan perlu dilanjutkan melalui program jangka pendek,
menengah dan jangka panjang. Program-program yang dimaksud, antara lain
sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, SDM masyarakat dan
aparatur pemerintahan.
“Pendidikan akan saya lanjutkan seperti yang sudah dilakukan.
Dilakukan dengan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Sehingga besok kita mendapat bibit unggul yang potensial, lintas negara
kita lakukan,” ujarnya.
Terkait ekonomi, urai Romanus, dirinya bersama Sugiyanto akan membuat
kebijakan agar masyarakat asli Marind memiliki lahan minimal dua
hektar. Lahan-lahan itu akan ditanami padi, karet, halia dan berbagai
komoditas lainnya.
“Dua hektar itu harus produktif. Apapun caranya itu wajib. Sehingga
mereka memiliki pendapatan sendiri. Melalui pertanian, ada perubahan
mentalitas, karakter dan kebiasaan. Pabrik petatas akan kita dorong.
Karena orang Marind tanam petatas lebih gampang dan mereka punya sumber
pendapatan,” terangnya.
SDM aparatur pemerintah yang notabene asli Marind, tambah Romanus,
perlu terus diberdayakan dan ditambah jumlahnya. Hal ini dalam rangka
memberdayakan orang asli Papua di lingkungan pemerintahan.
“Dari Kategori Dua, orang Papua, orang Marind kurang lebih hanya bisa
2.000 pegawai. Kita harus punya niat untuk memberdayaakn orang asli
Papua. Rekruitmen orang asli Papua dalam PNS masih minim. Ini yang saya
terus berdayakan,” tandasnya. (moe/aj/lo1)
Dokumentasi kegiatan sbb :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar